bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain?
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. berikut adalah cara bagaimana kita berkomunikasi dengan baik.
A. EFEKTIFITAS BERKOMUNIKASI
Menurut teori komunikasi antar personal, efektifitas dalam berkomunikasi tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita sampaikan, tetapi juga bagaimana kita menyampaikannya. Albert Meharabien menyebutkan dalam FACTORS FOR SUCCESSFUL COMMUNICATION, efektifitas komunikasi ditentukan oleh:
1. What We Say (7%), apa yang kita sampaikan.
2. How we say it (38%), bagaimana cara menyampaikannya.
3. Body Language (55%), gerak dan posisi tubuh serta ekspresi wajah. Ini berarti tujuan yang baik tetapi disampaikan dengan cara yang salah, hasilnya kemungkinan besar akan mengecewakan. Jadi jika setiap ide atau keinginan anda telah dikomunikasikan namun seringkali hasilnya tidak sesuai dengan yang anda harapkan, maka ubahlah cara anda berkomunikasi.
Menurut teori komunikasi antar personal, efektifitas dalam berkomunikasi tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita sampaikan, tetapi juga bagaimana kita menyampaikannya. Albert Meharabien menyebutkan dalam FACTORS FOR SUCCESSFUL COMMUNICATION, efektifitas komunikasi ditentukan oleh:
1. What We Say (7%), apa yang kita sampaikan.
2. How we say it (38%), bagaimana cara menyampaikannya.
3. Body Language (55%), gerak dan posisi tubuh serta ekspresi wajah. Ini berarti tujuan yang baik tetapi disampaikan dengan cara yang salah, hasilnya kemungkinan besar akan mengecewakan. Jadi jika setiap ide atau keinginan anda telah dikomunikasikan namun seringkali hasilnya tidak sesuai dengan yang anda harapkan, maka ubahlah cara anda berkomunikasi.
B. PILIHAN CARA BERKOMUNIKASI
Cara kita berkomunikasi merupakan gambaran perilaku kita yang sebenarnya. Walaupun perilaku itu sendiri bisa bersifat kondisional, maka perilaku dalam berkomunikasi dikelompokkan menjadi 3 yang didasarkan atas bagaimana seseorang menungkapkan kebutuhan dirinya sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Berikut ini pengelompokan perilaku dalam berkomunikasi*:
1. Komunikasi Agresif
2. Komunikasi Submisif
3. Komunikasi Asertif
Cara kita berkomunikasi merupakan gambaran perilaku kita yang sebenarnya. Walaupun perilaku itu sendiri bisa bersifat kondisional, maka perilaku dalam berkomunikasi dikelompokkan menjadi 3 yang didasarkan atas bagaimana seseorang menungkapkan kebutuhan dirinya sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Berikut ini pengelompokan perilaku dalam berkomunikasi*:
1. Komunikasi Agresif
2. Komunikasi Submisif
3. Komunikasi Asertif
C. PERILAKU AGRESIF
Seseorang yang berkomunikasi dengan cara agresif memiliki ciri:
a. Jujur dan terbuka, namun memiliki kelemahan dalam cara menyampaikan yang tidak tepat.
b. Cenderung memaksakan kehendak untuk bisa pandangan dan pendapatnya diterima.
c. Diliputi rasa marah dan cenderung menyerang dan menyalahkan lawan bicaranya.
d. Tujuan utamanya dalam berkomunikasi adalah mengalahkan dan menjatuhkan lawan bicara.
e. Keberadaannya menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas dan perasaan bersalah pada orang lain atau lawan bicaranya.
Seseorang yang berkomunikasi dengan cara agresif memiliki ciri:
a. Jujur dan terbuka, namun memiliki kelemahan dalam cara menyampaikan yang tidak tepat.
b. Cenderung memaksakan kehendak untuk bisa pandangan dan pendapatnya diterima.
c. Diliputi rasa marah dan cenderung menyerang dan menyalahkan lawan bicaranya.
d. Tujuan utamanya dalam berkomunikasi adalah mengalahkan dan menjatuhkan lawan bicara.
e. Keberadaannya menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas dan perasaan bersalah pada orang lain atau lawan bicaranya.
D. Orang yang berberilaku agresif memiliki kecenderungan kuat untuk:
a. Mengutamakan kepentingan, kebutuhan dan perasaan diri sendiri, atau bersifat egosentris.
b. Mengabaikan hak dan perasaan orang lain karena sulit untuk bisa berempati dengan orang lain.
c. Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal berbicara sinis dan kasar.
a. Mengutamakan kepentingan, kebutuhan dan perasaan diri sendiri, atau bersifat egosentris.
b. Mengabaikan hak dan perasaan orang lain karena sulit untuk bisa berempati dengan orang lain.
c. Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal berbicara sinis dan kasar.
Orang dengan perilaku agresif hanya perduli dengan tercapainya tujuan diri. Ciri fisik dalan berkomunikasi ditandai dengan komunikasi verbal dan non verbal seperti: suara keras, nada kasar, mata melotot, jari tegang.
E. Beberapa contoh kalimat yang diucapkan oleh kelompok perilaku agresif antara lain:
- Halah, begini saja tidak bisa!
- Dasar Bodoh!
- Pasti kamu tidak percaya!
- Saya yakin kamu tidak mampu!
- Diam, memangnya kamu ini siapa!
- Halah, begini saja tidak bisa!
- Dasar Bodoh!
- Pasti kamu tidak percaya!
- Saya yakin kamu tidak mampu!
- Diam, memangnya kamu ini siapa!
F. PERILAKU SUBMISIF
Seseorang yang berperilaku submisif memiliki kecenderungan menerima pandangan, harapan dan perasaan pihak lain, “selalu mengalah” dan mengorbankan kepentingannya sendiri karena takut menyakiti perasaan orang lain dan merusak hubungannya. Tidak berani menyatakan perasaannya sendiri, kebutuhannya maupun haknya, mengindari konflik, dikuasai rasa takut, merasa bersalah, tertekan berhubungan dengan orang lain, dan cenderung berekasi dibelakang.
G. Sesorang yang berperilaku submisif akan tampak
- Menjadi orang yang menyerah pada permintaan orang lain atau susah menolak permintaan orang lain, – Menomor duakan kebutuhan , perasaan diri pribadi
- Menganggap diri lebih rendah dari orang lain
Sehingga orang dengan perilaku submisif akan menghindari menyakiti atau membuat marah orang lain, berusaha memperoleh persetujuan orang lain.
- Menjadi orang yang menyerah pada permintaan orang lain atau susah menolak permintaan orang lain, – Menomor duakan kebutuhan , perasaan diri pribadi
- Menganggap diri lebih rendah dari orang lain
Sehingga orang dengan perilaku submisif akan menghindari menyakiti atau membuat marah orang lain, berusaha memperoleh persetujuan orang lain.
H. Tanda non verbal atau fisik yang tampak yaitu:
- Selalu ragu ragu
- Suara pelan
- Kontak mata sedikit atau tidak berani menatap lawan bicara secara lama
- Tampak selalu grogo atau ‘nervous’
- Tangan mencari pegangan atau pada wanita biasanya meremas-remas tissue, saputangan, atau ujung baju
- Bahu turun, lengan melintang di depan tubuh untuk melindungi diri
- Selalu ragu ragu
- Suara pelan
- Kontak mata sedikit atau tidak berani menatap lawan bicara secara lama
- Tampak selalu grogo atau ‘nervous’
- Tangan mencari pegangan atau pada wanita biasanya meremas-remas tissue, saputangan, atau ujung baju
- Bahu turun, lengan melintang di depan tubuh untuk melindungi diri
I. PERILAKU ASERTIF
Seseorang yang berperilaku asertif memiliki cara berkomunikasi yang singkat, jelas, terbuka, jujur, memperhatikan dan menghargai hak dan perasaan orang lain, namun tetap memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri.
Seseorang yang berperilaku asertif memiliki cara berkomunikasi yang singkat, jelas, terbuka, jujur, memperhatikan dan menghargai hak dan perasaan orang lain, namun tetap memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri.
Seseorang yang berkomunikasi secara asertif akan dapat:
- menumbuhkan sikap saling menghargai,
- memberi umpan yang membangun,
- menghadapi taktik manipulatif secara positif,
- menangani konflik secara positif dan efektif
- menyatakan “tidak“ tanpa menyinggung..
- menumbuhkan sikap saling menghargai,
- memberi umpan yang membangun,
- menghadapi taktik manipulatif secara positif,
- menangani konflik secara positif dan efektif
- menyatakan “tidak“ tanpa menyinggung..
Pola pikir orang dengan perilaku asertif yaitu:
- Percaya, menghormati diri dan orang lain
- menekankan penyelesaian masalah secara efektif
- Percaya, menghormati diri dan orang lain
- menekankan penyelesaian masalah secara efektif
Cara berkomunikasi asertif akan tampak dari:
- Suara sedang, namun tegas
- menatap langsung,
- tidak mendominasi
- ekspresi wajah dan postur relaks
- Suara sedang, namun tegas
- menatap langsung,
- tidak mendominasi
- ekspresi wajah dan postur relaks
Berikut contoh kalimat yang disampaikan oleh orang yang berkomunikasi secara asertif
- Saya rasa ……., bagaimana menurut anda?
- Saya kira pendapat anda bagus sekali, saya bisa tambahkan ide tersebut dengan…
- Terimakasih atas penawaran anda, saya akan mempertimbangkannya
- Saya senang bertemu anda, dan saya berharap anda tidak terganggu dengan kedatangan saya.
- Usul anda bisa saya terima, namun saya akan lebih senang jika anda melengkapinya dengan ….
- Maaf kali ini saya sedang banyak pekerjaan, saya berharap berikutnya dapat membantu anda lebih baik lagi.
- Saya rasa ide anda patut dipertimbangkan, mari kita coba lihat bersama-sama dari sudut pandang yang berbeda.
- Saya rasa ……., bagaimana menurut anda?
- Saya kira pendapat anda bagus sekali, saya bisa tambahkan ide tersebut dengan…
- Terimakasih atas penawaran anda, saya akan mempertimbangkannya
- Saya senang bertemu anda, dan saya berharap anda tidak terganggu dengan kedatangan saya.
- Usul anda bisa saya terima, namun saya akan lebih senang jika anda melengkapinya dengan ….
- Maaf kali ini saya sedang banyak pekerjaan, saya berharap berikutnya dapat membantu anda lebih baik lagi.
- Saya rasa ide anda patut dipertimbangkan, mari kita coba lihat bersama-sama dari sudut pandang yang berbeda.